The Alpha Girl's Guide (2024)

Debra Stefani

15 reviews1 follower

August 16, 2017

Waktu baru masuk bagian pertama —ketika Om Piring mengulas topik pendidikan bagi perempuan, banyak hal menarik yang aku temukan. Tapi yang paling menarik dan menggelitik keinginanku buat komentar adalah ketika Om Piring membahas hal yang satu ini:

"Konon tidak ada cowok yang mau mempunyai pacar dan istri yang terlalu pintar"

Wah ini! Beberapa bulan terakhir ini, aku memang sedang menggumulkan persoalan ini. Tapi sampai kemarin, —sebelum aku beli bukunya Om Piring, aku belum ketemu orang yang tepat untuk aku mintai pendapat, en then voila.. the topic is out! Aku luar biasa happy ketika topik ini ikutan dibahas dan disanggah oleh Om Piring di dalam bukunya. Senengnya bukan main deh sama jawaban Om Piring tentang topik ini, beliau menjawab:

"Nggak ada yang lebih bego dari mementingkan cowok di atas pendidikanmu. Ilmu tidak akan selingkuh atau minta putus. Ilmu tidak akan minta kawin lagi, atau minta cerai. Ilmu akan selalu ikut kamu"

Kalo boleh curhat sedikit, baru aja aku menghadapi issue serupa dalam kehidupanku. Ada dua teman pria yang mengatakan langsung ke aku mengenai topik ini —itulah alasan aku menggumulkan persoalan ini di dalam hati.

Pria 1: "Debra, jadi perempuan itu jangan pinter-pinter, nanti kamu ga laku! Kamu uda usia menikah sekarang, kamu harus tahu cara membawa diri biar bisa segera dapat pasangan. Kamu boleh pinter, tapi jangan diliatin pinter-nya. Simpen aja pinter-mu buat diri-mu sendiri. Tapi kalo di hadapan cowok, pura-pura lah bego. Ngerti ya? Bego-bego dikit atau polos-polos dikit lah jadi cewek, supaya cowok tertarik dan ga terintimidasi sama kamu. Cowok soalnya ga suka sama cewek yang pinter, apalagi yang lebih pinter dari mereka"

Pria 2: "Deb, aku ini kagum loh sama kamu. Kamu ini menurutku pinter. Wawasan-mu luas —mungkin karena kamu suka baca ya, dan kamu ini cepet mengerti. Buatku kamu ini cerdas Deb. Tapi kalau aku cari calon istri, aku ga mau perempuan yang lebih pinter dari aku. Atau yang lebih dewasa dari aku. Pokoknya yang lebih dari aku-lah. Aku mau nya perempuan yang tingkat intelektual dan tingkat kedewasaan-nya di bawahku"

Kalo dibahasakan halus, pria kedua ini seakan mengatakan: Kamu pinter Deb tapi kalau aku nyari istri, aku ga mau sama perempuan kaya kamu. Gitu kan ya? hehehehe (correct me if I'm wrong)

To make it clear, kedua pria yang mengatakan hal ini ke aku adalah teman-teman baikku. Mereka BUKAN calon atau kandidat —atau apalah sebutannya, untuk jadi pacar atau bahkan suami-ku. Gak ada yang kaya gitu. Jadi perbincangan ini terjadi murni atas dasar pertemanan. Nasehat atau opini yang diberikan seorang pria kepada teman wanita-nya. Sejujurnya kalimat-kalimat ini muncul secara mendadak. I mean, tiba-tiba aja mereka bilang gini ke aku. Aku ga ada nanya atau minta pendapat gitu awalnya hahahaha. En aku tau dengan jelas, ga ada maksud buruk dari mereka untuk bilang gini —walaupun aku sedih dan sedikit 'patah hati' dengernya.

Oke, menanggapi pernyataan ini, aku mau ngaku dulu kalo aku ga pernah merasa aku ini pinter. Pendidikan-ku juga ga tinggi-tinggi amat. Aku cuma lulusan S1 ekonomi, ga sampe S2 atau S3 atau bahkan es cendol —hahaha jayus. Menurutku, aku ga sampe yang bisa dibilang pinter gitu-lah. Intinya, aku ga pernah merasa begitu. Tapi aku cukup kaget ada orang yang bilang begitu —bilang aku ini pinter maksudnya. Kalau dari kata-kata mereka, seakan aku pinter banget gitu kan? *Ini ga sedang narsis atau muji sendiri loh, aku cuma share apa yang yang disampaikan orang lain ke aku. Tanpa menambahi dan mengurangi*.

Reaksi pertama ku mendengar ini adalah sedih. Aku cukup bahagia dibilang pinter —dibanding dibilang cantik, tapi itu kayanya bukan poin plus, malah minus. Jadi, aku dulu sekolah susah-susah, kuliah juga maksimal, tapi sia-sia. Karena cowok ga suka cewek pinter. Aku emang bukan lulusan cumlaude, tapi aku ga pernah sekalipun santai-santai selama aku sekolah. Dari SD aku dituntut mami punya nilai bagus, kalo bisa sempurna malah. Tapi berhubung aku ga sepinter itu, ya kadang nilai ku jelek atau pas-pas'an. Aku dimarahi habis-habis kalau nilai ku jelek. Aku ga pernah loh juara 1, masuk 5 besar aja cuma sekali atau dua kali seumur hidup —aku sadar aku gak terlahir pintar. Tapi aku dilatih belajar tekun sejak kecil. Jadi aku terbiasa berjuang untuk bisa dapetin nilai bagus. En sedih banget kan ketika akhirnya aku cukup berprestasi di bidang akademik —setelah perjuangan belajar mati-matian setiap ujian en berhasil lulus SMA menyabet ranking 4, lulus kuliah cuma 3.5 tahun, tapi dianggap itu sesuatu yang ga terlalu perlu untuk di apresiasi? Bahkan disuruh ngumpetin? Hanya karena aku perempuan? Hanya supaya aku dapet lakik? Astaga, hari itu hatiku terluka. Sungguh...

Ini bukan tentang aku pintar, tapi tentang 'momok' kalau cewek pinter itu susah dapet suami emang bener-bener masalah yang nyata dan serius!

Jujur saat itu aku ga setuju banget sama mereka berdua. Tapi aku ga bisa menyanggah karena pikirku, itu kan diucapkan laki-laki, so it must be true. Tapi dalam hati aku ga setuju. Nyesek gitu rasanya. Beneran ngeselin lo kata-kata mereka itu. Aku super broken heart dengernya. Aku cuma merasa, emang ga ada apa cowok di luar sana yang justru adore sama perempuan yang smart? Yang bangga bisa punya pasangan yang smart? Bahkan malah nyari perempuan yang begitu?

"Dan tidakkah kalau kamu perempuan yang smart kamu berhak mendapatkan pria yang berkualitas juga?" (hal 34)

And I want to say thank you very much for Om Piring, because he said that!!

"Jadi, apakah cewek pintar dihindari cowok? Benar! Yaitu cowok-cowok bodoh, nggak bermutu, dan minderan. Dan Alpha Girls tidak akan mau juga dengan cowok seperti itu. Jadi bagus deh kalau mereka menghindar, supaya tidak membuang-buang waktu para perempuan berkualitas" (hal 34)

Terima kasih Om Piring, karena anda berhasil meyakinkan saya kalau GA SEMUA pria punya pikiran seperti kedua teman pria saya. My point is.. ladies, knows your value. Aku yakin banyak banget perempuan-perempuan smart di luar sana. Pinter sungguhan, terlahir pintar, atau yang belajar keras untuk meraih prestasi-prestasi yang sudah di tangan. The real smart woman. Jangan mau kehilangan itu. Kalau kalian sudah menikah dan sekarang jadi ibu rumah tangga —dengan kata lain ilmu kuliahnya dulu nganggur, jangan kecil hati. Bagaimanapun itu berguna. Untuk anak-anak yang nanti kalian lahirkan. Juga, kalo istri bisa nolong suami dengan kecerdasasnnya, why not?

En buat yang masih single tapi smart, jangan mau nahan diri. Jangan hanya karena takut ga dapet suami terus menurunkan kualitas. Emang sih persoalan menikah atau enggak ini sangat serius di lingkungan kita. Iya, serius —karena aku ngerti banget rasanya dikejar untuk segera nikah. Nyatanya, temenku sampe dengan baik hati nasehatin kan? Karena perempuan yang telat nikah atau ga nikah-nikah padahal uda umurnya, pasti dibicarain dan digunjingkan. Dan dikejar-kejar. Itu juga sebabnya aku bergumul ketika dikatain begitu sama teman-teman. Aku senang akhirnya aku menemukan pencerahan ini —alah.

Kalau perempuan harus ngikutin standard cowoknya, misal cowoknya fashionable terus si cewek juga harus ikutan fashionable biar cowoknya ga diambil orang — it's true story anyway, kenapa yang cowok juga ga berusaha lebih pinter dari ceweknya supaya ceweknya ga diambil orang? Kenapa perempuan harus mengalah untuk mendapatkan suami? Harusnya pihak cowok nya termotivasi juga untuk lebih cerdas supaya bisa nyaingin ceweknya kan? Got the point ya?

Kalau kamu smart, pasanganmu paling enggak smart juga en bisa menghargai ke-smart-anmu, bukan malah menghindarinya. Like attract Like -mungkin kalo dirumuskan kaya gitu.

"Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya." - R. A. Kartini

fara

275 reviews35 followers

February 4, 2023

Alih-alih alpha, sejak dulu saya sudah yakin bahwa saya adalah seorang beta (dalam analogi hierarki sosial). Saya nggak begitu banyak menaruh ekspektasi pada buku ini. Ternyata, ada pembahasan-pembahasan yang menurut saya membuatnya jadi 'lumayan'. Dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami, kesannya memang lebih cocok untuk para alpha girls daripada alpha female, tapi isi bab yang beragam bikin saya pada akhirnya cukup betah melanjutkan bacaan meski dengan alis naik turun saking herannya. Mulai dari bagaimana korelasi pendidikan perempuan dengan kualitas perempuan itu sendiri, menghadapi hubungan, pertemanan, lingkungan kerja, hingga masalah penampilan dan kesehatan. Sebenarnya hal tersebut menarik dan bermanfaat, tapi gaya bahasanya seperti menggurui dan mengharuskan perempuan menjadi begini dan begitu.

Saya memang nggak akan pernah bisa merasa relate pada hal-hal tertentu di dalam buku ini karena saya adalah seorang beta di mana saya lebih nyaman dipimpin dan menjadi pasif daripada harus repot-repot menjadi leader of the pack (pemimpin dalam kawanan) yang menonjol dan selalu didengarkan. Meskipun nggak sejalan dengan moto hidup saya "Kalau orang lain bisa kenapa harus saya?", saya merasa buku ini sedikit-banyak telah memberi saya pandangan baru, terutama soal pacaran, pernikahan, dan seks. Bagaimana komitmen itu dibangun, bagaimana bersikap tegas untuk menghormati diri sendiri, bagaimana menghindari laki-laki 'parasit' dengan cara yang elegan, hingga 'mendekatkan diri' pada laki-laki (yang penjelasan caranya manis banget!).

Satu hal yang menjadi tagline buku ini adalah: "Kehidupan itu tidak bisa ditebak." yang membuat saya jadi ikut kepikiran juga soal kiat-kiat memilih pasangan dan mempersiapkan diri untuk segala hal yang nggak terduga (karena selain nggak bisa ditebak, kehidupan juga suka bercanda; mana bercanda yang nggak lucu lagi). Ada juga wejangan dari Om Henry soal kehidupan pernikahan yang luar biasa kompleks (tentunya nggak melulu soal seks), "Menikah dengan orang yang salah lebih menyakitkan daripada hidup sendirian." Hal ini bahkan memberikan saya semangat yang lebih untuk terus melajang sampai mapan secara mental dan finansial.

Membaca buku ini membawa ingatan saya terlampar pada alur cerita drama Korea yang belum lama saya tamatkan, Forecasting Love and Weather (diperankan oleh Park Min-Young dan Song Kang), di mana Jin Ha-Kyung adalah seorang kepala divisi di BMKG pusat yang diselingkuhi oleh kekasihnya dan jatuh cinta pada Lee Si-Woo yang merupakan anggota timnya. Sosok alpha female dalam tokoh Jin Ha-Kyung selalu terbayang tiap saya melanjutkan bab. Bagaimana ia tumbuh menjadi sosok perempuan cerdas dan cenderung keras kepala; efek diselingkuhi dan tekanan dari ibunya yang selalu mendesaknya untuk menikah. Namun, di sisi lain ia ingin terus berkarir dan melajang sampai menemukan laki-laki yang pas. Intinya, Jin Ha-Kyung adalah gambaran sempurna soal alpha female (terlebih karena ia pekerja kantoran juga).

Sekali lagi, saya nggak akan pernah benar-benar mempraktikkan segala tetek-bengek alpha girls atau tumbuh menjadi alpha female yang (nyaris) sempurna itu karena saya adalah beta (yang selalu mencari ruang aman namun tetap ingin eksis). Makanya, saya cukup merasa bahwa membaca buku ini sama saja buang-buang waktu. Meskipun komplet, mungkin saya memang bukan pangsa pasarnya. Bagaimanapun, buku ini ditulis oleh laki-laki dan mengkotak-kotakkan kepribadian dan cara manusia hidup sebagaimana hierarki hewan (yang saya tahu sejauh ini cuma ada di fanfiksi sih, tapi saya tetap bangga jika mengatakan saya beta).

Lelita P.

586 reviews52 followers

May 30, 2016

Bagus! Suka banget sama buku ini. Karena:

1. Buku ini SANGAT REALISTIS. Saya suka sekali.

Bayangkan kamu sudah menikah dengan seorang pria idaman. Sesudah 10 tahun menikah, tiba-tiba suamimu mengatakan ia sudah jatuh cinta dengan perempuan lain yang jauh lebih muda darimu. Suamimu ingin menceraikanmu, dan tampaknya serius dengan pacar baru dan keputusannya.

Hidup penuh ketidakpastian. Kamu bisa memiliki suami setia, pencari nafkah yang baik, dan mencintai kamu sungguh-sungguh, tetapi bisa saja suami terkena penyakit parah, kecelakaan atau tidak mampu mencari nafkah lagi.

Buku ini nggak menjual mimpi, melainkan menyodorkan situasi-situasi realistis--sesuatu yang sangat saya apresiasi. Semua bab dalam buku ini menyajikan sesuatu yang nyata, yang mungkin remaja zaman sekarang--dengan mental fairytale-nya--belum memahami. Buku ini dapat memberikan gambaran yang bagus untuk mereka, bagaimana realitas itu sebenarnya.

2. Humor narasi dalam buku ini, meski satu-dua garing, tetap saja kelebayannya bisa bikin tersenyum.

Misalnya, si Alpha Girl terkenal rajin, pintar di kelas, jago bermain musik, mahir menggunakan pedang samurai, menguasai berbagai bahasa programming, menerima servis kompor, dan lain-lain.

Masih banyak lagi humor narasi semacam itu yang tersebar di berbagai tempat di buku ini.

3. Ilustrasinya lucu, komikal dan imut.

4. Gaya bahasa penulisannya enak banget dibaca.

5. Pembagian bab di buku ini pas banget dan sudah mencakup hampir semua aspek yang perlu diketahui Alpha Girl, begitu pula pembahasannya.

6. Tampilan bukunya, sebagai buku nonfiksi, sudah sangat enak dibaca mulai dari segi sampul, jenis dan ukuran tulisan, pewajahan isi, tata letak, kotak-kotak Exercise dan Alpha Sister Says, semuanya.

7. Kekurangannya, menurut akan menaikkan nilai plus kalau ada satu wawancara tambahan dengan sosok Alpha Female satu lagi, barangkali dari generasi Titiek Puspa haha. Yah, ini nggak bisa dibilang kekurangan signifikan sih.

Secara umum saya sangat sangat sangat suka buku ini, dan sangat merekomendasikannya bagi para remaja putri.

potrehkoneng

31 reviews4 followers

January 21, 2016

Makin kesini buku om Piring ini semakin "perempuan" dan berbau psikologi.

kalimat yang paling saya suka adalah : you can make people turn their heads at you without being born beautiful.

Aida

6 reviews

March 21, 2023

I adore his book "Filosofi Teras" but i think he should know his place.

MAN HAVE NO RIGHT TO TELL US HOW TO BE A WOMEN.

Fauziah Ramadhani

38 reviews20 followers

March 26, 2016

Satu kata untuk perempuan Indonesia: BACALAH!

Yep, berawal dari tau Om Piring lewat media sosial bernama ask.fm, aku jadi sering ngikutin jawaban-jawaban Om Piring yang menggelitik, kadang sinis, but sounds true terhadap pertanyaan berbau feminisme. Well sebenernya agak telat juga sih pas tau kalo Om Piring itu selebask, tapi paling egak aku nggak telat tau bahwa dari keseharian beliau jawab pertanyaan cewek-cewek via ask.fm itu berujung menjadi buku ini. Yeay, so happy to know!

Buku ini bisa dibilang ......... TELAT BANGET! Ih serius kesel banget rasanya setelah aku selesai melahap semua halaman buku ini. KENAPA SIH BUKU INI NGGAK TERBIT DI JAMAN-JAMAN AKU SMA!!!! *@(^E$@E%@^@!^W@&%@%@*&!* Coba kalo buku ini keluar pas aku masih SMA pasti aku bisa menjadikan buku ini sebagai kitab suci *halah* yang bisa ngebantu aku jadi seorang Alpha Female. Serius. Om Piring memaparkan banyak sekali aspek-aspek yang umumnya dimiliki seorang Alpha Female dan nggak melulu soal akademis atau prestasi *ya meski itu poin utamanya sih*. Om Piring ngejelasin gimana caranya kita menjadi seorang alpha student, alpha friend, alpha lover, alpha professional, dan bahkan alpha look yang baik untuk seorang Alpha Female! Ya, dia berpendapat seorang Alpha Female tidak harus cantik tapi wajib untuk menarik (oke kalimat itu menamparku kuat-kuat).

Bahasanya ringan dan menyenangkan untuk dibaca, seakan-akan Om Piring adalah bestfriend yang siap banget ngejawab semua keluh kesah kita. Banyak tips-tips berdasar fakta yang disampaikan Om Piring dalam buku ini. Bahkan dijelaskan juga soal bagaimana kita tahu pasangan yang baik untuk Alpha Female, kapan harus menikah, dan bagaimana cara membangun karir yang bagus. Beruntungnya aku membaca buku ini saat aku masih punya tiga semester perkuliahan yang harus diselesaikan, jadi setidaknya aku masih punya waktu untuk terus mengupgrade diri agar bisa menjadi seorang Alpha Female sehingga selepas kuliah nanti aku nggak akan kebingungan saat terjun di dunia industri (bismillah!). Thanks Om for sharing this book with us.

Eits satu lagi, ada bagian dari buku ini yang benar-benar menyadarkanku ketika Om Piring menyinggung soal 'Alpha Female helps other female'. Om Piring benar-benar memahami benang merahnya, bahwa biasanya kebanyakan perempuan akan tidak senang melihat perempuan lain maju (oke, aku tertampar untuk entah-ke-berapa kalinya). Parahnya, justru terkadang mereka saling menjatuhkan.

"Seandainya saja para perempuan mengurangi perilaku saling menjatuhkan dan mulai saling menguatkan serta mendukung, bersama-sama perempuan Indonesia pasti lebih maju lagi"

Sita Evita

112 reviews10 followers

December 18, 2015

Yang pasti dari buku ini adalah: Provokatif!!!

Dengan desain tata letak dan ilustrasi yang menggemaskan, bahasa yang mudah dicerna serta tidak menggurui bikin jadi enak banget untuk dibaca.
Buku ini juga mengulas isu yang sedang berkembang di tengah budaya patriarki masyarakat Indonesia saat ini. Pengaruh perempuan bisa menjadi faktor yang memajukan atau menghambat sebuah bangsa menjadi latar belakang yang cukup menarik.

Provokatif untuk menjawab berbagai kegalauan:
Organisasi atau Akademis?
Bagaimana hubugan pertemanan seharusnya?
Bagaimana menemukan standar pasangan?
Kapan harus menikah?
Dan hal-hal yang perlu diperlukan para starter worker

Bisa dibaca semua umur dan kalangan (agak sedikit sebal kenapa buku ini gak terbit pas jaman dulu masi abg hahha) dan tentunya bisa jadi panduan menemukan jati diri. Tentunya perempuan smart harus tetap kritis dengan terus mau belajar menemukan formula terbaik.

Karena perempuan yang kritis dan berkarya secara kolektif memang kunci untuk memajukan peradaban.

    my-own

Nur Reti Jiwani

109 reviews25 followers

June 9, 2020

Apa yang paling diingat dari buku ini?
Hm, secara keseluruhan, setelah selesai baca tentunya, ada tiga poin penting yang rasanya tidak akan meninggalkan kepalaku meski dalam waktu lama.

Pertama, tidak semua wanita bisa menjadi Alpha Female. Ini sangat masuk akal dan bener banget! Kalau semua menjadi yang terdepan, pemimpin kawanan dan Alpha Female, lalu siapa yang akan jadi pengikut? Bahkan, dijelaskan juga dalam buku ini memakai pandangan dari sisi binatang, binatang saja ada pemimpin dan anggota kelompok, kan.. Nah, manusia juga seperti itu. Ada banyak sekali variabel antar individu yang berperan, mempengaruhi dan menjadi potensi-potensi mengapa seorang wanita bisa dan tidak bisa menjadi Alpha Female. Tidak bisa dipungkiri! Meski begitu, tidak menjadi Alpha Female bukan hal buruk dan sama sekali tidak memalukan. Itu wajar sekali. Bukan tujuan akhir sebagai the number one yang harus diingat ketika membaca buku ini, tapi kualitas-kualitas Alpha Female dan pola pikir seorang Alpha yang perlu di adopsi setelah selesai membaca buku ini.

Kedua, privilege itu memang benar ada. Iya, sekali lagi, tidak bisa dipungkiri dan jangan disangkal. Lahir dengan wajah yang cantik, lahir dalam keluarga yang berkecukupan sehingga bisa merawat wajah dan tubuh lebih baik, memiliki seperangkat pakaian dan perhiasan yang menunjang penampilan dan kemudahan mendapat serta menyelesaikan pendidikan tanpa dipusingkan oleh hal lain adalah previlege yang sungguh nyata dalam penciptaan seorang Alpha Female dan pemimpin lainnya. Perlu dan memang harus disadari bahwa latar belakang seorang individu itu penting. MESKIPUN ada beberapa outlier yang mampu mendobrak semua keterbatasan dan menjadi pemenang. Juga selalu ingat: faktor keberuntungan itu ya memang ada! kalau baca buku ini kamu akan diberi tahu bagaimana cara menciptakan keberuntungan ~

Ketiga, soal hubungan pria dan wanita, sebagai wanita kita tidak mendekati, melainkan, mendekatkan diri. Buatku ini pemikiran yang fresh banget dan elegan, ya. Melalui buku ini kita diberi pemahaman bagaimana bersikap yang elegan ketika jatuh cinta pada lawan jenis. Bukan perkara emansipasi lalu seenaknya mengutarakan perasaan dan menagih janji cinta, tapi ada cara yang jauh lebih 'cewek banget lah'! Aku enggak mau spoiler. Tapi beneran aku senyum-senyum edan selama baca penjelasan di bagian ini :)

Buku yang menyenangkan dibaca secara keseluruhan namun juga memantik insight segar jika dibaca perbagian sesuai kebutuhan. Lakukan mana yang bikin senang bacanya saja.

    author-indonesia book-non-fiction non-collection-book

Tria Nita Situmorang

43 reviews7 followers

April 13, 2016

Buku ini menarik dan layak dibaca karena (seharusnya) bisa bikin dedek-dedek mengurangi kegalauannya tentang kejomloan dan hal-hal yang berbau relationship-goals. Juga karena di buku ini akan ada penjelasan mengenai "kenapa cewek itu tempatnya bukan cuma di dapur", "kenapa menikah tanpa pacaran itu bahaya", "kenapa dianjurkan untuk nggak kirim foto nude ke pacar", "kenapa cewek perlu memerhatikan penampilan", dan kenapa-kenapa lainnya. Kalau udah follow ask.fm dan twitter-nya Om Piring, sebenarnya sebagian besar yang ditulis di buku ini udah pernah beliau bahas, bahkan berulang-ulang. Bagi saya, yang menarik dari buku ini bukan quotes atau cerita pengalaman dari beberapa alpha sisters, tetapi adanya fakta-fakta unik yang telah dibuktikan melalui penelitian terkait dengan sains/psikologi (ditunjukkan di catatan kaki, udah kayak jurnal ilmiah). Selain itu, ada juga beberapa buku yang direkomendasiin Om Piring untuk dibaca karena saya pribadi nggak pernah meragukan selera Om Piring. Heuheu. Rubrik Alpha Exercise juga lumayan menarik buat dijadikan renungan atau sekedar lucu-lucuan untuk menganalisis orang-orang di sekitar kita.
Tapi, sejujurnya saya kurang setuju karena bagi saya nggak semua wanita itu wajib untuk berprestasi, karena sepertinya jadi wanita (atau manusia) yang biasa-biasa aja tapi nggak mengganggu keberlangsungan hidup orang lain aja udah jauh lebih dari cukup. Nggak semua wanita harus jadi alpha-alphaan karena saya cukup curiga buku ini bisa bikin beberapa dedek-dedek tumbuh menjadi sosok yang super-duper kepedean (menganggap diri sendiri alpha girls, padahal meh...) sehingga nggak menutup kemungkinan mereka akan merendahkan wanita lain yang nggak berprestasi. Walaupun Om Piring sendiri udah menekankan "Menjadi Aplha Female bukanlah jaminan menjadi bahagia", tapi saya tetap aja nggak yakin kalimat tersebut bakal benar-benar direnungkan oleh alpha girls-wannabe yang (sekali lagi) bisa aja selalu merasa dirinya superior karena 'lebih unggul'. Entahlah, semoga aja nggak.
Saya tetap merekomendasikan buku ini untuk ciwik-ciwik (cowok juga bisa banget sih) yang mau tau tips-tips untuk jadi PD dan independen! Jujur, saya lumayan suka karena ini 'the Om Piring' yang nulis, jadi udah tau cara nulisnya pasti akan (berusaha untuk) lucu dan bukan bacaan motivasi yang kata-katanya bikin saya mengernyit.

Seréna

4 reviews

December 8, 2023

Kurang sreg baca panduan menjadi cewek "Alpha" yang ditulis bukan dari latarbelakang bidang gender dan studi tentang perempuan, walau perlu dicatat bahwa konten diklaim sudah berdasarkan pemikiran, riset artikel, wawancara, dan diskusi dengan kaum wanita, khususnya melalui media sosial.

Saya berharap konten buku ini bukan dijadikan pedoman baru menentukan gerak dan standar perempuan, bukan menjadi "perempuan harus gini, perempuan harus gitu" yang baru. Khawatirnya, penggunaan istilah "Alpha" jadi menciptakan kesenjangan status, seolah yang lainnya jadi kelas menengah-biasa saja (lagipula memangnya kenapa kalau biasa saja?)

Perempuan punya hak dan kebebasan untuk menentukan arah tumbuh masing-masing, dengan lingkungan yang mendukung. Turut senang bagi pembaca yang terinspirasi dan terbantu oleh buku ini, sayang saya tidak mendapat kesan yang sama.. rasanya kayak diatur-atur 😅

I do agree women should be encouraged to be smart, independent, and emotionally resilient. Bukan berarti kemudian perempuan perlu jadi agresif "membalas dendam" atas ketimpangan dan seksisme yang selama ini kita alami. Yang feminisme kejar adalah kesetaraan hak, namun jangan sampai kehilangan empati. Perlu dipahami kalau patriarki dan stereotip sama-sama menyakiti kedua gender.

Kalau dibilang perempuan berpendidikan tinggi dihindari laki-laki, bukan berarti perempuan boleh membalas merendahkan laki-laki yang pemikirannya demikian. Malah disebut cowok bodoh nggak bermutu? Wow, ini sih nyiram minyak ke dalam api, cuma akan mempersempit ruang diskusi, memperparah kesenjangan pemahaman satu sama lain.

Disebut alpha beta sigma gamma delta omega dan simbol-simbol alfabet Yunani lainnya, klasifikasi semacam ini hanya akan mengkotak-kotakkan kita dalam masyarakat, bentuk lain gimik pseudosains "jenis-jenis kepribadian" yang tidak sehat untuk interaksi sosial.

    author-asian author-man

Hestia Istiviani

970 reviews1,810 followers

December 12, 2015

Semenjak punya akun di Ask.Fm, aku jadi tahu apa yang sedang dipergunjingkan di dunia maya dan khususnya dalam dunia perbukuan: sebagian besar perempuan dan wanita sedang menunggu buku terbaru Henry Manampiring (atau sapaan akrabnya: Om Piring). Berbekal pengalaman yang sebelumnya, bahwa menunggu buku baru tersedia di toko buku di Surabaya ternyata bisa hingga 1 bulan, aku pun ikut serta dalam kemeriahan pemesanan yang ada bonus tanda tangan dan stikernya.

resensi lengkapnya

BACA! Ini buku bagus untuk mereka yang masih tidak peduli dengan masa depan mereka sendiri, tapi malah asyik galau soal pasangan hidup ketimbang membuat dirinya menjadi lebih worth it. Buku ini jauh lebih muda dicerna oleh anak muda Indonesia ketimbang aku tiba-tiba langsung merekomendasikan Lean In-nya Sheryl Sandberg.

teresa

44 reviews23 followers

January 7, 2024

Buku non-fiksi yang enjoyable saat dibaca, ngalir aja gitu kan biasanya buku non-fiksi susah banget buat dibaca karena agak berat, tapi buku ini beneran ringan banget.

Alpha Girl ya, aku pribadi gatau aku sendiri Alpha atau bukan karena ada beberapa sifat yang sama tapi ada juga yang sama sekali enggak sama dan aku tetap lanjut baca karena ingin tau saja bagaimana cara seorang alpha girl itu berpikir dan menyalurkan pemikiran itu melalui tindakan. Contoh-contoh perilaku Alpha Girl yang diberikan oleh Kak Henry tentunya sebagian aspek tidak berlaku untuk beberapa Alpha Girl, contoh yang diberikan hanya gambaran umum untuk mengenal Alpha Girl saja dan saya bisa mengerti itu. Untuk menjadi Alpha Girl juga pasti tiap orang punya caranya masing-masing dan seperti apa yang dikatakan oleh Kak Henry bahwasanya isi buku ini jangan ditelan mentah-mentah sebaliknya malah boleh dikritisi. Konten menjadi Alpha Girl di buku ini tidak mengharuskan semua wanita yang ingin jadi Alpha Girl mengikuti contoh tindakan yang ada di buku.

Desti Astiani

120 reviews13 followers

June 1, 2020

Buku ini disampaikan dengan bahasa yang ringan, ada beberapa ilustrasi lucu yang jleb banget. Berisi tip dan saran untuk remaja dan perempuan muda agar bisa mengembangkan diri dan mangikuti jejak Alpha Female yaitu para perempuan yang menginspirasi, memimpin, menggerakan orang sekitarnya dan membawa perubahan. Memberi pemahaman tentang bagaimana menjadi perempuan yang cerdas, mandiri dan ispiratif.

Ternyata banyak banget hal yang sebenarnya remaja dan perempuan muda bisa ikuti tip-tipnya, seperti say no to gossip, tidak mem-bully, tidak boleh takut bertanya, berani mengakui kesalahan, mulai menjaga penampilan sampai kesehatan.

Sebagian besar membahas attitude dan percintaan, buku ini juga memberitahukan sebetulnya ada yang perlu wanita perhatikan selain masalah tidak terlahir cantik secara fisik, yaitu tampil menarik. Karena Alpha Girl tidak hanya memiliki Alpha Attitude, tetapi juga Alpha Look!

Gracella

233 reviews178 followers

June 1, 2020

”Girl power is not about rising only by yourself. It is about rising together.”

————————————————-

Buku ini merupakan buku kedua Om Piring yg aku baca setelah Filosofi Teras. Dan aku suka pake banget sama buku ini! Gaya bercerita Om Piring selalu asik dan menyenangkan untuk dibaca dan diikuti. Santai, mudah dimengerti, lucu, dan jenaka tapi sama sekali nggak mengurangi keseriusan dan bobot isinya. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan banyak ilustrasi yg bikin gemes.

Buku ini lebih membahas tentang apa itu Alpha Girl serta bagaimana pola pikir dan tingkah laku seorang Alpha Girl. Dibagi menjadi beberapa bagian yg menurutku relatable banget dengan kehidupan kita, mulai dari Alpha Student, Alpha Friend, Alpha Lover, Alpha Professional, Alpha Look, Alpha Carer, dan Alpha Future. Ada juga wawancara eksklusif dengan beberapa figur Alpha Female ternama di Indonesia, loh! Selain itu, banyak juga tips-tips informatif untuk mengembangkan diri yang pastinya mudah untuk diterapkan. Dengan kata lain, buku ini cocok dibaca oleh perempuan di semua kalangan usia.

The Alpha Girl’s Guide ini merupakan buku yg cukup provokatif, informatif, dan pastinya mind-opening, terutama untuk para perempuan. Therefore, aku recommend buku ini untuk kalian semua perempuan di Indonesia, mulai dari yg masih sekolah sampai ibu-ibu yang sudah punya cucu sepuluh 🙌🏻

owleeya

306 reviews99 followers

December 18, 2015

Seperti kata penulisnya, isi buku ini jangan ditelan mentah-mentah seperti makan sashimi. Ada beberapa hal yang saya gak setuju soal Alpha Female, tapi Om Piring menawarkan sisi lain dari hal yang tidak pernah saya pikirkan (dan sebenarnya saya masih tidak setuju sama beberapa hal itu).

Tapi, isi buku ini lumayan untuk remaja-remaja yang masih sibuk galau sama pacar, dibanding galau nilai sekolah.

    read-in-college the-book-spines-in-my-shelf

Nabiilah Ulinnuha

2 reviews

January 30, 2016

I love this book so much! Semua wanita harus baca ini agar tidak merasa sendirian lagi. Ada banyak hal yang jauh lebih penting untuk dipikirkan dan digali di masa muda. Saya merasakan bagaimana kekurangan dan kelebihan menjadi seorang alpha girl dan mendapat banyak advices bagaimana cara mengatasi hal - hal yang negatif dan berusaha jadi yang lebih baik. Recommended banget terutama buat wanita yang merasa punya jiwa pemimpin, independent, tapi bingung karena selalu merasa sendirian.

Patricia Magdalena

38 reviews6 followers

August 19, 2017

Sangat suka dengan konten serta cara penyampaian dari buku ini. Sebagian besar 'kegalauan' perempuan (terutama alpha girls) banyak dibahas disini. Situasi-situasi yang digambarkan pun sangat realistis dan dibahas dengan cara yang menyenangkan. Two thumbs up!

Kathlien

66 reviews3 followers

December 18, 2022

this book is worth buying in this era! I really love Om Piring's style in writing this book. sangat mudah dicerna dan mengalir aja gitu bacanya :D
very recommended for all of my sisters out there who need help finding their courageousness and strength!

    22-fave non-fiction self-improvement

Rose Gold Unicorn

Author1 book141 followers

January 16, 2018

Buku pertama yang selesai saya baca di tahun 2018.

Oke, jadi isinya gak terlalu surprising. Ya kayak lagi baca diary saya sendiri aja. Hahahaha!

Ada beberapa hal yang bikin mengernyit. Ada juga yang bikin ngangguk-ngangguk. Plus minus selalu ada.

Tapi, so far, ini buku bagus kok. Khasnya Om Piring lah ya, nggak pernah nulis asal-asalan. Semua berdasarkan riset dan ada literatur atau penelitian sebagai referensinya. Nice book!

    indonesia nonfiksi punya

Atim

49 reviews3 followers

June 10, 2022

Baguuus! Bukunya ngasih insight yang menarik ttg menjadi perempuan berdaya, mandiri, dan berprestasi. Cocok bgt dibaca kalau masih di bangku sekolah, jdi bisa banyak praktiknya👍🏻

(Sayang sekali aku baru baca ini pas udah selesai kuliah 🙃)

Erika Visca

4 reviews1 follower

August 7, 2020

I was hoping for some deep insights, but turns out this book isn’t that heavily explained. Mungkin untuk anak smp/sma atau orang2 yg belum terlalu terbiasa akan non fic books, this is a nice starter. Atau untuk yang belum begitu menemukan jati diri dan ingin jd alpha female. Buatku fakta2 yg disebutkan di buku ini ga jauh dari fakta umum yang bertebaran di sosial media. i was hoping for deep analysis of how, who, and why. Instead there’s only how, and the effect of being alpha.

Maybe, just maybe, if youre already an alpha girl, you already understands everything you need to know. So this book isn’t really that useful for you alpha girls. This is a guide on how to be alpha girls, not how to be a good one of alpha girls.

Ratih Arofa

16 reviews

December 15, 2016

Om Piring did a fine job on describing and informing to the young girls out there on how to be fearless in an enjoyable way. With illustrations anybody would like to see on a book and the actual sight directly from the Alpha Woman out there. Cool. There are some writing that I dislike though, not because of its content, but on how Om Piring tried to put a joke in a somehow formal language (hah, ok, nevermind). Overall I find this book informative and would love to recommend it to my friends (whom I believe are the Alpha candidates, by how their 'energy' sparkle in front of my sight and still make me amaze on day to day) (Yes, I'm talking about you).

Audia Azani

12 reviews1 follower

January 3, 2016

Inspiring!

Ini adalah buku pertama yang aku baca sampai tuntas di tahun 2016 dan lumayan nge-upgrade semangat buat lebih smart ngehadapin banyak hal. buku yang guna banget buat dibaca berkali-kali, terutama ketika semangat udah agak down. well, tapi ada beberapa pendapat ompir yg berseberangan sama pendapatku. but that's okay. I love this book!

Khansa

9 reviews1 follower

December 22, 2015

A guide to become an Alpha ! Tapi buat Beta dan Omega, ini buku tetep sangat recommended, apalagi buat cewe2 abege Endonesa yang tiap hari nge like post cinta cintaan dan menye2. A little guide to be a better girl/woman, this book is awesome !

Steven S

669 reviews65 followers

February 22, 2016

Isinya serius tapi santai.

Cocok dibaca buat semua kalangan.

Zakia Shafira

5 reviews3 followers

January 31, 2023

Not finished—nor even read—it, but… Isn’t it mansplaining at its finest? For obvious reasons?

Hib

35 reviews5 followers

October 23, 2023

Very worth to read!! Buku yang menelisik hampir semua kegelisahan perempuan-perempuan yang ingin independen dan berdiri sendiri namun terhalang lingkungan yang kurang mendukung. Gaya penulisan Om Piring juga sangat khas dan super ringan, malah jadi kayak ngobrol aja gitu dengan candaan bapak-bapaknya hahaha. Ilustras-ilustrasinya juga sangat membantu melawan rasa bosan baca nonfiksi hehe.

Dari awal buku ini runut dijelaskan mulai dari apa itu Alpha girl, lalu dilanjut dengan subtema seperi pendidikan, pertemanan, percintaan, pekerjaan, penampilan, bahkan perhatiannya seorang Alpha Girl, lalu ditutup dengan 2 tokoh inspiratif Alpha Girls. Untuk isi kontennya sangat-sangat bagus dan membangun, tidak menggurui tapi menasihati dengan santun. Menurutku, buku ini lebih baik dibaca oleh perempuan-perempuan sedini mungkin. Sebenarnya memang tidak ada kata terlambat untuk mencoba, tapi tentu akan lebih maksimal kalo lengkap pengaplikasiannya. Dan ya sudah diingatkan oleh Om Piring di buku ini, meskipun kita sudah baca buku inipun tidak menjadikan kita otomatis menjadi Alpha Girls. Karena perbedaan situasi dan kondisi masing-masing orang, tentu ada beberapa hal di buku ini yang tidak relate. Tapi menurutku atleast kita tau nilai-nilai apa saja yang ingin disampaikan dari buku ini. Jadi kalaupun tidak memungkin untuk menjadi Alpha Girls ya gapapa ajaaa? Intinya, asal lu udah jadi versi terbaik lu sendiri, it's okay.

Septiani Ewiantika

49 reviews6 followers

May 14, 2020

Buku om piring ke 2 yang saya baca, dan yup, saya selalu suka dengan cara om piring menyampaikan sesuatu dalam tulisannya.
Meskipun terkesan agak “terlambat” membaca buku se-inspiratif ini..but it’s okay, karena beberapa hal dalam buku ini akan relate sepanjang zaman (menurut saya hahah)
Di mulai dari pola pikir yang harus diubah, perspektif orang-orang yang seharusnya “kita” lebih peka dalam melihatnya. Dan saya rasa hal itu penting dan sangat bagus jika dimiliki oleh remaja millenial sekarang.
Buku ini juga banyak menjelaskan tentang permasalahan hidup remaja yaitu tentang personal life, love life & the future.
Saya membaca buku ini ketika saya memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya, dan banyak hal-hal yg bisa saya pelajari dalam buku ini.
Sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah, karena mengetahui hal-hal yang berdampak positif baiknya diketahui sejak dini ✨

    fav

Katherine 黄爱芬

2,286 reviews267 followers

December 19, 2023

Buku ini menerangkan dan mendefinisikan ttg alpha girl berikut contohnya di belakang spt Najwa Shihab. Bagusnya sih menerangkannya dgn cara lugas dan bahasa anak muda jd gak sulit utk dimengerti. Ditambah ada ilustrasi kartun nya yg lucu² jg.

Kelemahannya ya gak segampang itu teorinya utk mjd alpha girls apalagi di Indonesia yg msh sangat kental patriarkinya. Yg tidak senang kalau perempuannya maju baik cara berpikir maupun cara bertindaknya. Bahkan di keluarga inti sendiri banyak yg menolak koq. Jadi dgn segala plus minusnya saya kira sulit jg utk mjd alpha girls kecuali keluarganya mendukung sejak awal.

Tapi utk ukuran self help lokal, buku ini lumayan bagus. Menginspirasi sih.

    ipusnas-gd-rakata nonfiction self-help

Vio Reads

146 reviews

September 30, 2020

Walaupun buku itu tujuannya untuk membentu seorang Alpha Girl's, yang di gambarkan akan jadi pemimpin, jadi wanita karir, yang harus balance kehidupan kerja dan hal lainnya, tapi aku tetap menikmati bahasan dari setiap bab buku ini. Pembagian bab nya cukup menarik, ada alpha girls dalam pekerjaan, alpha girls look, alpha girl's dalam percintaan, dan lainnta

Pembawannya aku suka, di tambah ada kutipan "sister says" yang oke banget. Semua topik dan pembahasan cukup relevan, namun ada bbrp poin yg kurang aku setuju, but no problem, buku ini ttp aku suka ♡

The Alpha Girl's Guide (2024)
Top Articles
Latest Posts
Recommended Articles
Article information

Author: Delena Feil

Last Updated:

Views: 6180

Rating: 4.4 / 5 (45 voted)

Reviews: 84% of readers found this page helpful

Author information

Name: Delena Feil

Birthday: 1998-08-29

Address: 747 Lubowitz Run, Sidmouth, HI 90646-5543

Phone: +99513241752844

Job: Design Supervisor

Hobby: Digital arts, Lacemaking, Air sports, Running, Scouting, Shooting, Puzzles

Introduction: My name is Delena Feil, I am a clean, splendid, calm, fancy, jolly, bright, faithful person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.